Monday, January 22, 2018

I Thought I Knew : Life as a Story, Bagian-3 (Finale)

Count Dracula: To die, to be really dead, that must be glorious!
Mina : Why, Count Dracula!
Count Dracula: There are far worse things ... awaiting man ... than death. 
Mungkin anda pernah mendengar sebelumnya mengenai Dunning-Kruger Effect. Teori ini mengatakan mengenai sulitnya mengenali kemampuan diri sendiri yang malah terjadi pada orang-orang yang tidak memiliki pengalaman pada suatu bidang atau pada mereka yang baru saja masuk pada sebuah bidang yang baru.

Mereka cenderung memiliki kepercayaan yang sangat tinggi sekali jika dibandingkan dengan orang yang sudah berpengalaman. Bahkan, orang yang berpengalaman saja, hanya memiliki kepercayaan diri sebanding 70% saja jika dibandingkan dengan mereka yang baru pertama kali terjun ke dalam bidang tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi tak lain adalah sebuah hasil kerja dari memori kita.

Remembering self berfokus pada memori. Otak manusia selain dipergunakan untuk merekam, ia bisa dipergunakan untuk mengimajinasikan hasil rekaman tersebut, mensintesis barang yang tidak pernah ada atau peristiwa yang tidak pernah terjadi dan hingga memunculkan sebuah ide. Maka, sebagian besar apa yang ada dalam memori kita adalah sebuah fiksi. Konsekuensinya adalah jika kita jarang melatih pikiran kita, resiko terbesarnya adalah hidup kita ini bisa terjebak dalam sebuah delusi. Semakin sedikit informasi yang didapat, akan semakin mudah kita mendapatkan sebuah fiksi. 

Di sisi lain, hidup manusia tidak akan pernah lepas dari cerita yang dibangunnya. Dalam masa-masa ketika beranjak dewasa, para remaja mulai mempersoalkan mengenai jati diri dan tujuan hidup. Untuk makhluk yang dikaruniai anugerah untuk bisa berpikir, hal ini menjadi penting karena akan menjadi titik tolak dalam hidupnya. Untuk hidup diperlukan energi, driving force, komitmen dan bahkan keberanian. Tanpa fiksi yang dibangun dan keyakinan yang mapan dari dalam diri, bagaimana manusia bisa menyatakan bahwa hidup yang ia jalani sekarang adalah hidup yang benar-benar berharga untuk dijalani. Dalam diri manusia ada sosok "aku" yang bersemayam dan selalu menemani.  Sosok "aku" bisa saja terlupakan di kala keramaian. Namun "aku" akan selalu ada dan semakin menunjukkan jati darinya ketika umur kita menua. "Aku" adalah seorang teman dikala diri kita sendirian, tanpa siapapun. "Aku" sanggup menghadapi apapun di dunia ini tetapi ia butuh konteks supaya bisa eksis.

Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi. Manusia mampu menahan derita dan menunda gratifikasi jika ia sudah memiliki keinginan yang kuat. Ayam tidak akan pernah bisa dipaksa untuk bisa bertelur setiap hari. Pada akhirnya ia akan mati. Namun, manusia bisa dipaksa untuk menyerahkan semua hartanya dengan cara tertentu. Manusia bisa melakukan dua buah hal yang sama, namun memiliki output perasaan yang berbeda. Ilustrasinya adalah bagaimana kita lebih percaya pada facebook atau google jika dibandingkan dengan pemerintah kita sendiri

Keteguhan dan sifat keras hati adalah hal spesial yang dimiliki oleh manusia. Hal ini adalah sebuah hal yang bagus jika memiliki tujuan yang mulia.  

Hidup tidak selalu menyenangkan. Ada peristiwa naik dan turun dalam kehidupan. Pertanyaan adalah hal abadi dalam diri manusia. Hal ini berfungsi seperti jarum kompas untuk mencari kemana arah kemana manusia melangkah. Utara dan selatan adalah fiksi yang kita bangun. Kompas harus selalu kita kalibrasi dengan pengalaman agar kita tahu apakah arah yang kita tuju apakah the true nord atau magnetic nord

There are far worse things ... awaiting man ... than death. 

Ketakutan terbesar dari manusia adalah bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi. Hal paling penting yang perlu kita ketahui adalah tidak semua manusia sudah memiliki narasi atau tujuan dalam hidupnya. Namun, bagaikan sebuah kertas yang kosong, maka tuliskanlah cerita anda dengan cara membuka diri anda pada dunia ini. Ada banyak rasa yang patut untuk kita rasakan baik yang kelihatan maupun tidak. Lewat rasa itulah, manusia bisa menjadi kecanduan dengan hidup ini dan mampu mengalahkan ketakutan terbesarnya. Sehingga ia bisa merumuskan tujuan dan mengatakan bahwa my life is worth living.

No comments:

Post a Comment