Thursday, December 28, 2017

OfficeCorner: Welcome to CorporateLand for New Rats

Disadari atau tidak, sebagian besar umur manusia akan dihabiskan untuk bekerja, entah itu bekerja pada perusahaan sendiri, atau berwirausaha maupun bekerja di sebuah korporasi. Logikanya, pilihan yang nomor dua adalah yang memiliki kuantitas manusia yang lebih besar daripada yang pertama. Kita bekerja dalam sebuah komunitas, memiliki rekan kerja, yang kadang ada yang disukai maupun tidak, selalu membuat laporan yang diserahkan kepada bos kita dan mengikuti agenda dan aturan yang telah dibuat oleh perusahaan


Menginjak umur 22-23 tahun, biasanya kita akan masuk kedalam sebuah workforce. Bagi mereka yang kurang beruntung karena misalkan tidak bisa menempuh pendidikan tinggi, biasanya akan lebih dahulu bergabung ke dalam kelas pekerja dengan jenis pekerjaan yang kebanyakan akan bersifat kasar. 

Sewaktu anda masih belum bekerja, masih dalam masa pendidikan atau pengangguran, pernahkah kita membayangkan kehidupan yang akan kita alami di CorporateLand, dari Senin sampai Jumat, dari pukul sembilan pagi sampai sore, dan bisa jadi anda akan menghabiskan puluhan tahun umur anda untuk mendapatkan kebebasan finansial? Mungkin saja, seumur hidup, kita tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial. Secara realistis, bisa kita hitung dari berapa gaji yang kita dapat pertahun dan jumlah pengeluaran untuk kebutuhan. Hal ini bagi sebagian besar orang, tentu sudah mereka pikirkan. 

Aspek keamanan dalam hidup, terutama secara finansial adalah hal yang dikejar oleh setiap orang. Maka dari itu, keamanan dalam hidup juga sangat bergantung dari keamanan dalam pekerjaan, misalkan resiko dari pemecatan. 


Semua yang diutarakan diatas, pada akhirnya akan membuat orang berlomba-lomba untuk mendapatkan apa yang mereka idamkan sebagai The Dream Job, yakni pekerjaan berpenghasilan tinggi, resiko rendah pemecatan, waktu yang fleksibel dan benefit yang lain. Semuanya untuk mengejar keamanan dalam hidup. Pada akhirnya, CorporateLand bisa jadi akan menjadi medan perang antar pekerja, i.e: saling berebut untuk mendapatkan kepercayaan si bos, peningkatan performa sehingga bisa naik jabatan/ gaji, etc. Hal ini bisa diibaratkan bekerja di CorporateLand berada dalam sebuah "rat race", sebuah pengejaran melelahkan, repetitif, membosankan, yang menguras pikiran dan waktu demi mendapatkan salah satunya adalah rasa aman berupa kebebasan fnansial. Selain itu ada juga rasa gengsi, dan masih banyak lagi. Sehingga tidak ada waktu untuk relaks, atau bekerja tanpa rasa enjoy. Hal ini biasa terjadi pada perusahaan yang mematok target dan deadline dimana juga terjadi persaingan antar perusahaan. Rasa kepuasaan hanya bisa didapat ketika telah memenuhi target dan mendapatkan bonus baik itu apresiasi dari bosa maupun kenaikan gaji/ pangkat.

Dalam rat race tersebut, juga tidak jarang kita menjadi korban, misalkan stress, emosi naik turun, rekan kerja menjatuhkan kita di hadapan bos dengan mencari alasan untuk menutupi kekurangan mereka, bahkan hingga kita harus menderita sakit. Bagi para new rat, fresh graduate, atau newcomer lingkungan CorporateLand bisa jadi akan membingungkan mereka. 

Sebagian besar waktu dan pikiran telah dihisap dari hidup mereka untuk bekerja yang entah sampai kapan mereka masih harus bergantung. Belum lagi, jika hak mereka masih harus dimanfaatkan oleh rekan kerja yang lebih senior, perusahaan mereka, bos mereka, hingga bahkan oleh pemerintah. 

Sometimes, CorporateLand is like a warfare. Seri "OfficeCorner" pada blog ini akan menyajikan sebuah insight menghadapi Warfare dalam CorporateLand dengan tujuan untuk survive dengan damage seminimal mungkin dan sekaligus memaksimalkan kesempatan yang ada untuk memenangkan setiap pertempuran. 
The problem with everybody who knows about the Game is sometimes the don't know about the Rules. Welcome to OfficeCorner Series.  
NOTE: Tidak semua dari anda akan setuju dan mengikuti apa yang ditulis di seri "OfficeCorner", namun paling tidak akan memberikan sebuah pengetahuan dalam hidup anda. Cheers

I Thought I Knew : Life as a Story, Bagian-1

Posting kali ini akan mambahas penelitian yang dilakukan oleh Pak Daniel Kahneman. Siapa Daniel Kahneman? Pernah ditulis dalam blog ini pada posting berikut. Salah satu video Daniel Kahneman pada event TED Talks berikut akan memberikan penjelasan pada apa yang akan kita bahas pada tulisan kali ini 

The riddle of experience vs. memory


Beliau juga telah membuat sebuah jurnal tulisan yang berhubungan dengan yang disampaikan pada video presentasi diatas yang bisa diakses disini. Pak Daniel Kahneman telah memberitahu kepada kita bahwa ada perbedaan antara ingatan yang tersimpan dalam otak kita dengan peristiwa mengalami sendiri secara langsung. Poin paling penting dari apa yang dijelaskan terletak pada pertanyaan yang Pak Daniel Kahneman ajukan, yaitu What keeps score?

Remembering self dan juga experiencing self, dua bagian kesadaran yang ada pada diri manusia. Namun, yang pertamalah yang merekonstruksi respon manusia terhadap apa yang ia alami dan kadangkala, jika diukur menggunakan ilmu pengetahuan menghasilkan reaksi yang tidak logis. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Pak Daniel Kahneman dalam presentasinya.

Apa yang dialami oleh manusia, akan tersimpan dalam memorinya. Ingatan ini merupakan sebuah mekanisme yang dimiliki oleh manusia sejak zaman primitif guna untuk bertahan hidup. Jika pernah merasakan sendiri menyentuh api dan rasanya panas. Maka, ingatan panas ini akan tersimpan di ingatan manusia. Oleh sebab itu, maka ia akan menghindari untuk menyentuh api karena ingatan akan rasa panas. Memori akan menghasilkan sebuah reaksi antisipasif dan seringkali pikiran membantu menyajikan visualisasi imajinatif ketika berhadapan dengan hal yang sama di masa depan.

Memori manusia berisi catatan-catatan akan kehidupan. Semakin lama manusia menjalani kehidupan, maka catatan-catatan ini akan menjadi semakin banyak dan membentuk sebuah cerita dalam hidup manusia. Catatan dalam memori kita tidak akan hilang meskipun tubuh dan pikiran kita beristirahat. Buktinya, kita masih ingat siapa diri kita ketika terbangun dari tidur. Kita masih bisa merasakan benci ketika bertemu orang yang menghina diri kita kemarin. Catatan dalam memori ibarat seperti makhluk hidup, ia akan tumbuh dengan sehat jika kita terus memberinya makan dan minum, dan akan layu dan mati jika kita tidak memperhatikannya. Hal ini sekaligus menjawab penelitian Pak Daniel Kahneman dalam jurnalnya berjudul "High income improves evaluation of life but not emotional well-being" 

Orang merasa bahwa penghasilan yang besar akan membuat hidup mereka lebih bahagia. Banyak orang percaya bahwa kekayaan akan membuat hidup menjadi lebih mudah, bisa diartikan seperti jauh dari tekanan hidup (stress), dan sebagainya. Nyatanya, hal tersebut tidaklah demikian adanya. Penghasilan yang besar tidaklah membuat orang menjadi lebih bahagia. Dalam kesehari-harian, mereka masih merasakan stress, perasaan marah, senang dan lain sebagainya sama seperti orang kebanyakan. Namun, berpenghasilan besar telah membuat perasaan puas akan hidup mereka dan tentu saja hal ini akan membawa perasaan bahagia.

Hal ini mirip dengan presentasi Pak Daniel Kahneman yang mengatakan bahwa orang yang pindah ke California lebih bahagia daripada yang memutuskan tetap tinggal di Ohio. Padahal, secara emosional, apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari tidaklah berubah. Cuaca bukanlah faktor yang terpenting yang mempengaruhi emosi mereka, namun ia dijadikan alasan bahwa tinggal di California masih lebih baik daripada di Ohio.      

Contoh selanjutnya mengenai pernikahan. Grafik berikut merupakan grafik mengenai tingkat kepuasan hidup terhadap pernikahan yang diekstrak dari buku Pak Daniel Kahneman yang berjudul Thinking, Fast and Slow
Dari gambar tersebut, orang memiliki kepuasaan hidup yang tinggi sebelum pernikahan. Bisa dipahami, bahwa hal demikian dikarenakan orang memiliki ekspektasi bahwa pernikahan akan membuat hidup mereka menjadi lebih bahagia. Namun, seiring berjalannya waktu pernikahan, kurva tersebut menunjukkan grafik yang cenderung turun. Setelah beberapa tahun setelah pernikahan, kepuasan hidup orang yang menikah hampir sama mengikuti grafik kepuasaan hidup seperti sebelum pernikahan. Orang tentu tidak akan membayangkan hal ini sebelumnya. Apalagi membayangkan bahwa mereka juga memiliki resiko untuk bercerai. Antara yang menikah dan belum menikah pada akhirnya bisa jadi tingkat kepuasaan hidupnya akan kembali sama. Hal ini bukan berarti bahwa pernikahan tidak membawa sebuah kebahagiaan, namun perubahan status tersebut akan merubah salah satu aspek dari kehidupan menjadi lebih baik dan membuat aspek yang lainnya menjadi lebih buruk.

Dari banyak contoh yang telah diterangkan diatas, kita telah belajar bagaimana memori membentuk sebuah opini yang kadangkala sangat bertolak belakang dengan apa yang kita alami secara langsung atau fakta menurut ilmu pengetahuan. Hal ini bisa membuat manusia bisa salah mengambil keputusan karena manusia bereaksi terhadap catatan yang ada dalam ingatan mereka. Sebuah pepatah mengatakan "Pengalaman adalah guru yang terbaik". Semakin banyak orang mengalami sebuah kenyataan, semakin luas fakta yang ia temukan. Sehingga ia bisa men-sarikan catatan ingatan yang membuat ia bertindak dengan benar. Hal ini menunjukkan kinerja pikiran terhadap catatan ingatan dalam membuat sebuah sudut pandang yang menghasilkan pemikiran untuk merespons sebuah peristiwa. Kita akan bahas hal ini di tulisan berikutnya.

bersambung ...

Saturday, December 2, 2017

Penasaran

Membicarakan sesuatu sebenarnya menjadi lebih mudah jika kita bisa mengidentifikasikan apa yang dibicarakan. Salah satunya adalah dengan memberi nama. Mulai dari membicarakan orang, misalkan Si Udin, ataupun bisa jadi membicarakan hewan, misalnya ikan lele, ataupun peristiwa, misalnya jatuh. Maka "nama" adalah sesuatu yang sebenarnya merupakan hasil dari reaksi manusia terhadap alam sekitar. Diri sendiripun sudah barang pasti memiliki nama, maka selain sebagai "obyek", sebenarnya manusia juga menjadi "subyek" bagi dirinya sendiri. Ada rasa yang bernama "aku" yang tumbuh dalam diri manusia, selain dia juga mengenal jenis manusia lain yang ada disekitarnya.

Maka karena sudah ada "nama", rasa "aku" ini juga merupakan sebuah rasa yang khas yang dimiliki oleh tiap manusia. Rasa "aku" sebagai pribadi ini tidak bisa diwakilkan. Layaknya rasa sakit yang hanya diri kita sendiri yang bisa merasakannya.

Lebih jauh lagi, si "aku" hidup dalam sebuah dunia dimana ia berinteraksi dengan alam di sekitarnya. Manusia merasakan sakit karena merupakan sebuah mekanisme yang didasari oleh rasa "hidup". Timbullah rasa untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, manusia dengan dibantu pikirannya berusaha untuk memahami apa yang dilihat, apa yang disentuh dan sebagainya sebagai sebuah upaya untuk bertahan hidup. Apa yang akan dialaminya, akan disimpan dalam sebuah ingatan. Antara ingatan dengan barang yang aslinya tentu saja sangat berbeda. Dalam ingatan, hanya terdapat potret barang atau kejadian yang telah terjadi. Jadi sesuatunya sudah tidak ada lagi. Pikiran yang dimiliki oleh manusia tidak hanya bisa digunakan untuk memotret, tetapi juga untuk membentuk ide, gagasan dan lain sebagainya. Maka, kita bisa melihat bagaimana manusia mengembangkan alat-alat yang tidak pernah ada di zaman sebelumnya. Misalnya, pesawat terbang. 

Pesawat terbang merupakan alat yang dihasilkan dari hasil pemikiran manusia. Dahulu sekali, manusia masih belum mengenal barang pesawat terbang tersebut. Namun, berkat daya olah pikir manusia disertai dengan keinginan untuk bisa bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, manusia menciptakan pesawat. 

Maka jika dirunut, segala yang kita miliki saat ini adalah hasil dari keinginan yang dimiliki oleh manusia yang bisa diakomodasi oleh pikiran manusia. Inti dari gerakan manusia adalah "keinginan".


Pada suatu kesempatan, ketika saya duduk santai di pinggir sebuah jalan raya. Melihat bagaimana lalu lalang mobil/ motor yang melintas dalam hitungan detik lewat di depan mata saya. Sesekali saya coba iseng menghitung banyaknya mobil/ motor. Namun, satu hal yang selalu membuat saya takjub adalah memikirkan apa yang ada di pikiran para pengendara mobil/ motor tersebut.

Apakah gerangan yang membuat mereka rela berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya di penjuru bumi ini. Apa yang sedang mereka pikirkan? Apa yang mereka inginkan dari tiap pergerakan yang mereka lakukan? Dari sebegitu banyaknya manusia di dunia ini, maka akan begitu banyak jumlah keinginan yang ada di dunia ini. Dengan sebegitu banyaknya keinginan, jika Tuhan melihat kesemuanya itu, apakah Dia tidak merasa kebingungan.

Wednesday, November 29, 2017

Seni Mengenali Diri 5 : Choice, Bagian Akhir

"God may be subtle, but He is not malicious" - Albert Einstein
Pada bagian pertama tulisan ini, kita mencoba untuk mengenali instrumen yang membentuk manusia dalam upayanya untuk mengenali alam ini dan mencukupi kebutuhannya, lewat hati, pikiran dan akal.

Pada bagian kedua, kita diajak untuk mengetahui bahwa logika berpikir bisa saja salah dalam memahami alam semesta ini. Hal inilah yang mendorong manusia mulai dari berjuta-juta tahun yang lalu untuk merangkai sebuah ilmu pengetahuan, mempertanyakan alam ini, menguji dan menelaah apa yang telah diketahuinya sesuai dengan lingkup horizon dari apa yang bisa dia jangkau. Maka, ilmu pengetahuan itu mekar hingga mencapai peradaban seperti saat ini.  Seabad yang lalu, orang menghabiskan berhari-hari hingga berbulan-bulan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun, saat ini, kita telah berhasil mengembangkan pesawat yang mampu memindahkan orang hingga dalam hitungan jam.

Pada bagian ketiga, kita mencoba untuk melihat berbagai macam perjalanan hidup seorang manusia. Setiap manusia menjalani kehidupan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini serta merta akan membuat kepribadian setiap orang juga akan menjadi berbeda-beda. Di tengah kesemuanya itu, satu persamaan yang ingin diungkap oleh sang penulis adalah semua manusia memiliki satu sisi kerinduan dan kemesraan akan satu hal yang sama, yakni rasa ketenangan dalam hidup. Hal inilah yang sekaligus menjawab muara dari segala hal yang coba kita usahakan dalam hidup ini. Rasa ketentraman adalah sebuah kondisi hidup, bisa dirasakan tetapi tak kasat mata. 

Pada bagian keempat, kita diajak untuk memahami bahwa didalam hidup, dalam kaitannya kita bereaksi dengan apa yang ada diluar kita, timbullah sebuah pengalaman. Berbagai macam pengalaman tentu saja akan membentuk persepsi kita akan sesuatu. Hal ini pastilah akan mempengaruhi terhadap segala putusan yang akan kita ambil terhadap sebuah peristiwa. Maka, peristiwa yang sama, akan memberikan respon yang sangat berbeda-beda. Disinilah peran ilmu pengetahuan untuk bisa merespon dengan baik sehingga terhindar dari pembuatan keputusan yang salah, yang akhirnya bisa membuat pandangan kita menjadi bias. Hal ini yang jika dibiarkan bisa mempengaruhi persepsi kita. 

Satu hal paling penting yang dimiliki oleh manusia dalam menghadapi segala sesuatu adalah merasakan adanya sebuah pilihan. Pilihan yang bukan berdasar keinginan. Pilihan yang bukan atas dasar suka atau tidak suka.

Mari kita simak sebuah cuplikan roman karangan Tolstoy yang berjudul "War and Peace"

When an apple has ripened and falls, why does it fall? Because of its attraction to the earth, because its stalk withers, because it is dried by the sun, because it grows heavier, because the wind shakes it, or because the boy standing below wants to eat it?
Nothing is the cause. All this is only the coincidence of conditions in which all vital organic and elemental events occur. And the botanist who finds that the apple falls because the cellular tissue decays and so forth, is equally right with the child who stands under the tree and says the apple fell because he wanted to eat it and prayed for it. Equally right or wrong is he who says that Napoleon went to Moscow because he wanted to, and perished because Alexander desired his destruction, and he who says that an undermined hill weighing a million tons fell because the last labourer struck it for the last time with his pickaxe. In historic events the so-called great men are labels giving names to events, and like labels they have but the smallest connection with the event itself.
Every act of theirs, which appears to them an act of their own will, is in an historical sense involuntary, and is related to the whole course of history and predestined from eternity.

===================================================================

Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastilah memiliki sifat. Sesuatu yang khas yang dimiliki. Sifat akan menentukan jenis peristiwa. Diatas, kita mengetahui sebuah peristiwa apel yang jatuh.


Jatuhnya apel bisa merepresentasikan suatu hal yang besar. Bisa juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Maka, suatu kejadian itu, banyak orang yang menafsirkannya dengan bermacam-macam hal. Ini akibat latar belakang orang yang berbeda-beda. Ada yang menciptakan teori. Maka, jika teorinya bisa diterima secara logis, ia bisa menjadi ilmu pengetahuan. Ada juga yang mengatakan bahwa apel jatuh karena ia berdoa kepada Sesuatu yang lebih berkuasa terhadap dirinya supaya apel dijatuhkan.

Ketika berbagai macam anggapan tersebut dipertemukan, maka akan terjadi sebuah kebingungan karena setiap orang memiliki anggapan yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Perdebatan akan muncul jika ada yang beranggapan bahwa menurut keyakinannya, ia lebih benar daripada yang lain. Lebih jauh lagi, jika sudah disangkut-pautkan dengan harga diri.

Segala sesuatu yang ada di alam ini, tidaklah peduli ataupun bersifat memaksa kepada manusia. Lihatlah bumi yang selalu bergerak menciptakan siang-malam tanpa suruhan manusia, dan pergerakan siang-malam tidak bisa mempengaruhi manusia apakah ia sudi tidur di malam hari atau tidak. Artinya, segala sesuatu dialam ini hanya bernilai, jika manusia memberikan tegas terhadap sebuah peristiwa. Apel yang jatuh, tidak akan bernilai jika manusia tidak memberikan penafsiran. Lebih jauh lagi, apel tidak akan dianggap apel jika tidak dinilai apel, bisa jadi ia dinilai mangga. Maka, kenapa kita menjadi terfokus pada sebuah peristiwa sampai menguras diri kita jika antara sesuatu yang ada di alam ini dengan manusia sama-sama tidak saling mempengaruhi? Kalaupun ada pengaruhnya, hanyalah sesuatu yang hanya bisa dijangkau. Maka, manusia itu lebih agung dari segala yang ada di dunia ini atas kehendaknya.

Jika apel yang jatuh ini kita nilai adalah keinginan kita, entah disukai maupun tidak disukai. Pada akhirnya, ia akan banyak menyedot perhatian kita. Berbagai macam teori kita hasilkan, doa kita panjatkan. Kita menjadi lupa bahwa disebelahnya, kita luput memperhatikan bahwa ada juga apel yang tidak jatuh. Maka, kita kaget dan heran kalau ternyata ada apel yang tidak jatuh. Ini adalah sebuah pilihan, sesuai sifatnya apel berhak jatuh maupun tidak. Terlalu lama kita menciptakan teori dan berdoa supaya apel jatuh dan terlambat menyadari bahwa jatuh tidaknya apel adalah sebuah pilihan juga. Jika demikian, manusia bisa menganggap jatuhnya apel ataupun tidak sebagai sesuatu yang sewajarnya. Tidak ada rasa takut atau khawatir jika apel tidak jatuh. Maka, hati akan mencapai ketenangannya.

Bagaimanapun, perjalanan manusia adalah bagaikan sebuah siklus yang berputar. Ia menafsirkan sebuah kejadian, merekonstruksi dari banyak kejadian dan untuk akhirnya mendeskontruksi kesimpulan yang dihasilkan untuk mendapatkan sebuah pemahaman yang baru. Tidak ada hal yang 100% benar ataupun 100% salah dalam mempersepsikan sesuatu. Semua adalah tergantung dalam lingkup horizon manusia. Horizon manusia adalah ruang dan waktu. Horizon manusia tidaklah sesuatu yang terbatas maupun tak terbatas karena ia selalu mengikuti kemana manusia melangkah. 

Sunday, November 26, 2017

Seni Mengenali Diri 4 : Cuplikan Novel Edensor - Laki-Laki Zenit dan Nadir

Edensor, novel ketiga dari Tetralogi "Laskar Pelangi" merupakan buah karangan novelis Indonesia Andrea Hirata yang sangat terkenal hingga di berbagai penjuru dunia. Novel ini merupakan novel pertama yang saya baca hingga selesai. 

======================================================================

Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas rel itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong—ini pendapat Einstein—maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain. 


Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup. Pengalaman semacam itu bak mutiara dan mutiara dalam hidupku adalah lelaki yang mengutuki hidupnya sendiri, namanya Weh. 

=======================================================================

Kesimpulan yang bisa diambil dari cuplikan novel tersebut adalah apa yang bisa dipelajari dari hidup ini adalah apabila kita bisa mengambil tegas, dari berbagai banyaknya pengalaman yang diibaratkan melesat-lesat bagai cahaya. Jadi, bukan berasal dari banyaknya pengalaman. Maka, orang yang lebih tua belum tentu memiliki kearifan yang lebih tinggi daripada yang lebih muda.

Apa maksud dari pengalaman yang melesat-lesat bagai cahaya? Tentu saja hal ini tidaklah mungkin. 
Tetapi, hal inilah yang terjadi pada manusia. Pengalaman adalah apa yang dialami oleh manusia. Apa yang dialami oleh manusia bisa lewat perasaan dan juga pikiran. 
Coba rasakan dan pikirkan, berapa banyak hal yang telah kita alami hari ini? Ribuan hal bisa dipikirkan oleh manusia tiap harinya. Manusia memiliki lima indera untuk bisa mengidentifikasi sesuatu yang ada disekelilingnya dan pikiran yang membantu untuk bereaksi terhadap sesuatu tersebut. 
Dari ribuan hal tersebut, tidak akan semua hal bisa kita ingat. Coba pikirkan saja, hal apakah yang anda lakukan sebelum bangun tidur hingga saat ini? Tentu tidak akan semua bisa kita ingat. Inilah lesatan-lesatan cahaya itu. Hanya jika kita bisa memberikan tegas dalam hidup ini terhadap sesuatu yang penting, maka kita bisa mendapatkan sebuah pengajaran yang sangat berharga.

Tetapi, apakah hal yang terpenting menurut kita dalam hidup ini ?

Friday, November 24, 2017

Seni Mengenali Diri 3 : Essay - TAK ADA AIR YANG TAK BENING

Essay berikut adalah buah karangan dari Emha Ainun Nadjib dengan judul 
TAK ADA AIR YANG TAK BENING
==============================================================
Kita berdagang, berpolitik, berperang, bergulat, bekerja banting tulang, bikin rumah, bersaing dengan tetangga. Yang tertinggi dari itu semua dan yang paling dirindukan oleh jiwa, adalah “air bening hidup”.
Hidup bagai gelombang samudera. Hidup bergolak. Segala pengalaman perjalanan Anda adalah arus air sungai yang mencari muaranya.
Masa muda melonjak-lonjak. Tapi masa muda berjalan menuju masa senja. Dan masa senja bukanlah lonjakan-lonjakan, melainkan ketenangan dan kebeningan.
Maka, lewat naluri ataupun kesadaran, setiap manusia mengarungi waktu untuk pada akhirnya menemukan “air bening”.
Ada orang yang dipilihkan oleh Tuhan atau memilih sendiri untuk mengembara langsung ke gunung-gunung dan menemukan sumber air murni. 
Orang lain menunggu saja saudaranya pulang dari gunung untuk dikasih secangkir kebeningan. 
Orang yang lain lagi menjumpai dunia adalah kotoran, maka ia ciptakan teknologi untuk menyaring kembali air itu dan menemukan kebeningannya.

Sementara ada orang yang hidupnya menyusur sungai, parit-parit kumuh, got-got, kubangan-kubangan. Sampai akhir hayatnya tak mungkin ia memilih sesuatu yang lain, karena mungkin tak punya kendaraan, tak punya kapal, bahkan tak punya sendal untuk melindungi kakinya dari kotoran-kotoran. Ketidakmungkinan itu mungkin karena memang ‘dipilihkan’ oleh Yang Empunya Nasib, tapi mungkin juga didesak oleh kekuatan-kekuatan zaman yang membuatnya senantiasa terdesak, terpinggir dan tercampak ke got-got.

Bagaimana cara orang terakhir ini menemukan air bening?
Di dalam sembahyangnya, permenungannya, penghayatannya, kecerdasannya serta kepekaan hatinya. Ia tahu tidak ada air yang tak bening.
Semua air itu bening. Tidak ada “air kotor”, melainkan air bening yang dicampuri oleh kotoran.
Dengan menemukan jarak antara kotoran dengan air bening, tahulah ia dan ketemulah ia dengan sumber kebeningannya. Ia terus hidup di got-got, dan justru kotoran-kotoran itu makin menyadarkannya pada keberadaan air bening dalam got-got.
Adakah makna hal itu dalam kehidupan Anda?

Sunday, November 12, 2017

Seni Mengenali Diri 2 : Berpikir, Cepat dan Lambat

Daniel Kahneman yang menjadi rujukan kita merupakan seorang psikolog yang telah dianugerahi nobel pada 2002 lalu di bidang sains ekonomi. Karyanya berkutat pada psikologi manusia yang berhubungan dengan penilaian dan pengambilan keputusan, yang termasuk juga mempelajari ekonomi perilaku. 

Penyelidikan atas perilaku manusia terhadap aspek ekonomi merupakan sebuah hal yang cukup penting karena manusia hidup tidak akan pernah lepas dari kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia bergerak karena memiliki keinginan - dari hal yang paling dasar - yakni untuk mencukupi kebutuhannya.
Jadi, lewat ekonomi perilaku, seorang manusia berusaha untuk memahami dirinya sendiri lewat keputusan yang dibuatnya dalam hal ekonomi menggunakan pendekatan psikologisDalam tulisan sebelumnya, kita kenal dua sistem dalam diri manusia yang merupakan produk penjelasan dari penelitian ini, yakni sistem satu dan sistem dua

Uraian penjelasan berikutnya merupakan hal yang saya sadur dari buku Daniel Kahneman berjudul Thinking, Fast and Slow untuk menjelaskan dua hal tersebut.

Mari kita perhatian gambar dibawah ini :
Apa deskripsi yang terlintas dipikiran anda ketika melihat gambar tersebut?

Saat anda melihat wajah wanita tersebut, anda akan menyimpulkan bahwa wanita tersebut sedang marah. Hal ini didasarkan ketika anda melihat gambar tersebut, pikiran anda akan mencari dalam catatan ingatan rasa anda yang mampu memberikan konteks. 

Lebih jauh lagi, apa yang anda pikirkan bisa memanjang. Anda bisa merasakan bahwa wanita ini ingin berteriak dan memaki. Firasat anda mengenai apa yang akan dilakukan oleh wanita ini datang ke pikiran anda secara otomatis dan tanpa upaya.
Anda sebenarnya tidak bermaksud untuk menilai moodnya, ataupun mengantisipasi apa yang dia lakukan, dan reaksi anda pada gambar tersebut tidaklah memiliki perasaan atas sesuatu yang anda lakukan. Tetapi, hal ini terjadi begitu saja pada anda dalam waktu yang sangat cepat.

Hal ini biasa disebut intuitif thinking. Konteks diperlukan sebagai sebuah tantangan bagaimana anda akan menyikapi suatu keadaan yang merupakan hal primitif yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya yaitu naluri untuk bertahan hidup

Mari kita lihat gambar kedua, 


Manakah dari kedua garis diatas yang memiliki garis horizontal terpanjang?

Gambar diatas merupakan contoh yang sangat bagus. Garis pada bagian bawah dengan jelas lebih panjang daripada garis pada bagian atas. Secara alamiah kita percaya dengan apa yang kita lihat.
Tetapi, anda harus membuktikan jawaban anda benar dengan terlebih dahulu membuktikannya melalui pengukuran dua garis horizontal tersebut menggunakan penggaris. Dan, jawaban yang akan anda peroleh adalah bahwa dua garis tersebut memiliki panjang garis horizontal yang identik.

Maka, setelah anda mengukur garis tersebut, sistem dua anda - sisi kesadaran anda yang disebut "saya" - mempunyai kepercayaan baru bahwa dua garis tersebut memiliki panjang yang sama. Jika ditanya lagi, anda akan memberikan jawaban dari apa yang anda telah tahu sekarang ini. Namun, hal yang sedikit merisaukan, jika melihat gambar garis tersebut sekali lagi, anda masih merasa bahwa garis pada bagian bawah lebih panjang. 

Kesimpulannya, anda telah memilih untuk percaya pada hasil pengukuran, tetapi anda tidak bisa mencegah sistem 1 - sisi intuitif anda, untuk mengerjakan apa yang ia lakukan. 

Untuk bisa melawan ilusi tersebut, satu hal yang bisa kita lakukan adalah belajar untuk tidak mempercayai kesan yang ditimbulkan dari pikiran kita ketika melihat gambar tersebut dengan cara mengenali pola ilusi dan mengingat kembali apa yang kita tahu tentang hal tersebut.

Tidak semua ilusi adalah visual. Ada juga ilusi pikiran, yang kita kenal sebagai cognitive illusions.

bersambung ... 

Saturday, November 4, 2017

Seri Mengenail Diri 1 : Hati, Pikiran dan Akal

Menuliskan tentang manusia adalah menuliskan hal yang tersulit. Seberapa pun kita belajar mengenai manusia masih saja kita bisa gagal dalam memahami manusia. Manusia adalah diri kita sendiri. Maka, belajar mengenai manusia adalah belajar mengenai diri kita sendiri

Apakah bisa kita menuliskan diri sendiri tanpa adanya sebuah hal yang tidak ditutup-tutupi tanpa ada rasa pergolakan batin?

Hidup manusia adalah tentang rasa. Manusia beda dengan hewan. Hewan hanya mengenal rasa senang maupun susah. Namun, manusia selain mengenal rasa senang dan susah juga punya penghayatan atas rasa tersebut yakni derita maupun bahagia. Derita adalah keadaan susah yang ditanggung dalam hati. Hati adalah  sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya).


Jadi, derita maupun bahagia adalah sebuah keadaan yang khas yang dimiliki oleh manusia karena ia memiliki hati yang merasa/ menghayati. Pikiran menerjemahkan hal ini dan dengan kesadaran yang memahami kebutuhannya maka manusia bertindak. Hal ini merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai cara untuk bertahan hidup yang diturunkan dari pendahulunya. Tanpa alat ini manusia tidak akan mampu melestarikan jenisnya. Alat inilah yang mampu memberikan konteks pada sifat hukum alam benda. Misalkan, Api. Api bersifat panas. Panas itu menimbulkan rasa sakit. Maka, manusia tidak akan memegang api. Konteks ini tidak dipunyai oleh hewan. Hewan hanya bertindak atas naluri saja. Seperti contohnya ular yang akan menyerang siapapun yang masuk ke wilayahnya.

Jadi, kronologisnya : niat dari hati yang timbul akibat getaran hidup, jika diperkuat, akan menjadi keinginan yang berpotensi menggerakkan tubuh manusia. Lewat pikiran, manusia akan berusaha untuk mewujudkan setiap keinginannya melalui upaya berpikir secara alamiah sesuai pengetahuan yang dimiliki untuk menggapai apa yang diinginkannya. Di sisi lain, sense atau akal adalah daya pikir kita dalam bagaimana kita memahami terhadap sesuatu. 

Untuk memudahkan, mari kita cocokkan saja istilah pikiran dan akal dengan istilah yang dikembangkan oleh Daniel Kahneman, bahwa pikiran dan akal itu tak lain adalah sistem satu dan sistem dua. Dalam bukunya Thinking Fast and Slow, Daniel Kahneman menerangkan ciri antara dua sistem tersebut :

- Sistem satu bekerja secara otomatis dan cepat, dengan sedikit atau upaya, tidak ada rasa kontrol secara sukarela dan tidaklah terikat dengan realitas hidup.

- Sistem dua membutuhkan perhatian kita untuk bisa bekerja dan membutuhkan aktivitas mental, seperti jika kita menghitung penghitungan yang kompleks. Operasi dari sistem dua ini biasanya aktif ketika berhubungan dengan pengalaman subyektif dari manusia, ketika disodorkan sebuah pilihan dan juga ketika berkonsentrasi pada sesuatu.

bersambung

Sunday, October 8, 2017

Masuk ke dalam Industri Oil and Gas - Belajar dengan Platform MOOC

Salah satu platform yang bisa kita gunakan untuk belajar mengenai dunia Oil and Gas adalah MOOC. Apakah MOOC ini? MOOC adalah singkatan dari massive open online course. Bisa dikatakan sebagai sebuah platform kursus online dengan jumlah partisipan yang tidak dibatasi dan memiliki akses terbatas melalui WEB. MOOC biasanya dibuat oleh sebuah institusi pendidikan karena diakhir kursus biasanya akan diberikan sertifikat kepada para peserta yang lolos dengan kriteria yang telah ditentukan. Misalnya, telah mengikuti seluruh program kursus atau bisa jadi telah mencapai angka tertentu yang telah dipersyarakatkan melalui rangkaian test yang diberikan.

Khusus bertema Oil and Gas, kita patut bersyukur karena Sekolah Minyak Prancis (IFP School) yang didukung oleh Perusahaan Oil and Gas Prancis, TOTAL, menyelenggarakan MOOC bertema Oil and Gas pada tahun 2017 ini dengan judul “From exploration to distribution”. MOOC Oil and Gas ini merupakan edisi yang ketiga setelah sebelumnya juga diadakan pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 ini, MOOC ini akan dimulai pada 9 October 2017. Silahkan mendaftar : http://mooc.oil-and-gas.ifp-school.com/

Kenapa harus mengikuti MOOC Oil and Gas ini?

Video teaser MOOC Oil and Gas 2017

MOOC Oil and Gas ini gratis. Tidak dipungut biaya sepeserpun, kecuali biaya yang digunakan untuk akses internet. Sesuai judulnya, "From exploration to distribution", MOOC Oil and Gas akan mengupas Industri Oil and Gas mulai dari hulu ke hilir. Jadi, kita bisa mengetahui jenis kegiatan apa saja dalam Industri Oil and Gas dari mulai eksplorasi hingga distribusi produk Oil and Gas. Dari sini, kita akan mengetahui profesi apa saja yang berperan dalam Industri Oil and Gas ini. Tidak usah khawatir, yang kita dapatkan dalam MOOC Oil and Gas ini adalah materi basic sehingga diharapkan tidak akan terlalu susah untuk dipahami. Selain itu, jika kita mengalami kesulitan dalam MOOC Oil and Gas ini, juga disediakan platform forum untuk bertanya yang bisa dijawab oleh Tutor maupun peserta yang lain.

 MOOC Oil and Gas ini akan berlangsung selama empat minggu dengan topik yang berbeda :

  1. Minggu Pertama, mengupas mengenai pandangan global mengenai energi dimana Oil and Gas memiliki pengaruh yang sangat penting khususnya secara ekonomi. Kita juga diajak untuk belajar mengenai terbentuknya minyak bumi, sehingga bisa membedakan mana sumber hidrokarbon konvensional dan yang tidak.
  2. Minggu Kedua, kita akan diajak untuk belajar mengenai geosains yang diterapkan dalam mencari Oil and Gas dalam perut bumi. Diharapkan kita akan memiliki pandangan mengenai jumlah estimasi jumlah cadangan minyak dan juga pengetahuan akan strategi pengembangan lapangan Oil and Gas.
  3. Minggu Ketiga, minggu ini kita diajak untuk mengetahui operasi pengeboran, lengkap dengan desain sumur dan alat yang digunakan. Selain ini, kita juga belajar proses penyulingan atau refinery dan juga pengetahuan dasar mengenai produksi gas dan pengolahannya.
  4. Minggu Keempat, khusus untuk minggu ini kita belajar mengenai Indutri turunan Oil and Gas, yakni petrokimia dan plastik. Dari sini, kita diajak untuk memahami interaksi antar industri yang terlibat dalam Oil and Gas dari hulu ke hilir, yakni antara Industri penyulingan, petrokimia dan juga Industri Gas. Akhirnya, kita juga diajak untuk belajar mengenai bagian downstream dari Industri Oil and Gas ini, yakni mengenai logistik dan kekhususan dalam hal pemasaran dan juga distribusi produk Oil and Gas ini. 
Jadi, dari uraian diatas, kita bisa mengetahui rangkaian pembahasan dalam MOOC Oil and Gas ini sangatlah lengkap. Dalam tiap minggu, untuk menguji kepahaman para peserta, akan disajikan quiz dalam bentuk Mini Game yang cukup menghibur. Nilai dari Mini Games ini akan dijadikan sebagai syarat untuk mendapatkan Sertifikat sebagai sebuah wujud apresiasi karena kita telah mengikuti program MOOC Oil and Gas ini dengan baik.

PNBP Indonesia 2016
Jangan sia-siakan kesempatan untuk belajar Oil and Gas secara gratis dan mendapatkan sertifikat. Diharapkan program ini akan menambah pengetahuan kita akan industri Oil and Gas sehingga mampu menambah kesempatan kita untuk terjun di Industri ini. Industri Oil and Gas, seperti pernah dibahas dalam tulisan sebelumnya, masih merupakan Industri yang menggaji karyawannya dengan cukup tinggi dibandingkan dengan jenis Industri yang lain. Sayangnya, untuk bisa masuk ke dalam Industri ini sangatlah sulit. Ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang masih merosot, Industri Oil and Gas bisa dikatakan mengalami kelesuan. 
Meskipun begitu, Industri Oil and Gas adalah Industri yang strategis. Kebutuhan akan energi dunia akan selalu meningkat karena jumlah manusia akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Industri Oil and Gas adalah tumpuan untuk bisa mencukupi kebutuhan energi dunia sehingga turut menentukan segala aspek kehidupan sebuah negara. Mari kita lihat data yang dikeluarkan oleh Katadata di atas, pada tahun 2016, Industri Migas dan Minerba merupakan penyumbang terbesar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jadi, secara tidak langsung, dengan bekerja di Oil and Gas, kita juga punya peran penting dalam membangun bangsa yang kita cintai ini.

Thursday, October 5, 2017

Masuk ke dalam Industri Oil and Gas - Pendahuluan

Industri Oil and Gas adalah sebuah Industri yang strategis dan berpengaruh terhadap kedaulatan suatu negara. Bagaimana tidak, Oil and Gas merupakan salah satu sumber energi yang tergolong murah dan praktis untuk digunakan. Oil and Gas mudah untuk dipindahkan, disimpan dan digunakan dibandingkan sumber energi lain. 
Mari kita lihat komposisi trend penggunaan oil and gas dalam grafik berikut :
Global Energy Mix
Kita bisa melihat pada grafik tersebut, seiring tahun berjalan, penggunaan oil and gas semakin membesar dan mengalahkan penggunaan biomass dan juga batu-bara. Dari sini kita bisa melihat arti penting industri oil and gas ini.

Dalam bidang apa saja sumber energi oil and gas ini digunakan? 

1. Sektor transportasi 
Hampir secara keseluruhan sangat bergantung dari minyak. Bayangkan, tanpa adanya minyak, arus pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain akan sangat sulit. Hampir seluruh kendaraan masih mengandalkan minyak sebagai sumber bahan bakar. Bahkan, Mantan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo pada 2013 sempat berkata, jika Indonesia menghadapi perang, negara kepulauan ini hanya bisa bertahan tiga hari. 

"TNI enggak punya ketahanan energi. Pesawat ada, kapal ada, tapi (tangkinya) tidak bisa diisi dengan air," ujarnya. Sumber : Tirto

2. Sektor kelistrikan. 

Tambahan 35.000 MW pada 2019 seperti tersaji pada tabel disamping masih mengandalkan 36.2% dari bahan bakar gas. Data tersebut diambil dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025.

Tanpa adanya listrik, manusia akan sulit beraktivitas. Bisa dikatakan listrik adalah kebutuhan masyarakat modern. Alat-alat rumah tangga banyak menggunakan sumber energi listrik supaya bisa beroperasi. Industri pun membutuhkan listrik untuk bisa menjalankan mesin-mesin. 

Selain dua sektor diatas, masih banyak lagi yang membutuhkan oil and gas tidak sebagai sumber energi, namun sebagai bahan baku. Misalkan industri pupuk, membutuhkan gas sebagai bahan baku pupuk urea, industri petrokimia sebagai bahan baku plastik. Kita juga harus ingat industri lain misalnya peleburan (smelting) yang membutuhkan sumber energi yang tidak sedikit yang juga bisa mengambil sumbernya dari gas.

Kita bisa mengambil kesimpulan dari uraian diatas bahwa industri oil and gas ini merupakan industri yang menguasai hajat hidup orang banyak. Ini berarti keberlangsungan aktivitas sebuah negara ditentukan oleh industri ini selain memang terlepas negara bisa memungut pajak yang besar dari industri ini. Bayangkan saja seumpama jika terjadi kelangkaan BBM atau ada kenaikan harga BBM. Seperti efek berantai, kenaikan harga BBM bisa membuat harga bahan-bahan kebutuhan lain menjadi naik. Maka dari itu, segala sektor strategis di-manage oleh pemerintah guna memenuhi kebutuhan rakyat sebesar-besarnya. Indonesia lewat Pertamina sebagai aktor yang berperan untuk menjalankan bisnis di bidang energi ini demi kesejahteraan bangsa.

Bisnis Oil and Gas bisa dikatakan sebuah bisnis yang sangat penting. Hal ini juga berdampak pada gaji dan fasilitas yang diterima oleh para karyawannya. Berdasarkan berita yang dimuat dalam https://life.idntimes.com/ , yang terbit 15 Agustus 2017, perusahaan yang menggaji tinggi untuk para fresh graduate masih didominasi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang oil and gas. Jadi, jangan heran banyak orang yang ingin masuk ke dalam industri oil and gas. Ini membuat persaingan untuk masuk ke dalam industri ini menjadi sangat tinggi dan sulit.

Banyak lembaga-lembaga yang menawarkan kursus-kursus untuk mempelajari industri oil and gas dengan biaya yang tidak sedikit. Melalui hal ini, ada sebuah hal yang ingin saya bagi untuk belajar oil and gas pada para pembaca, selain blog saya tentunya, yang mengupas mengenai usaha oil and gas ini dari hulu ke hilir secara gratis dan mendapatkan sertifikat. Diharapkan lewat hal tersebut, kita jadi memahami industri oil and gas sehingga mampu menambah daya saing untuk bisa masuk ke dalam industri ini.

Pembahasan hal tersebut akan saya coba kupas pada edisi selanjutnya.