Saturday, December 2, 2017

Penasaran

Membicarakan sesuatu sebenarnya menjadi lebih mudah jika kita bisa mengidentifikasikan apa yang dibicarakan. Salah satunya adalah dengan memberi nama. Mulai dari membicarakan orang, misalkan Si Udin, ataupun bisa jadi membicarakan hewan, misalnya ikan lele, ataupun peristiwa, misalnya jatuh. Maka "nama" adalah sesuatu yang sebenarnya merupakan hasil dari reaksi manusia terhadap alam sekitar. Diri sendiripun sudah barang pasti memiliki nama, maka selain sebagai "obyek", sebenarnya manusia juga menjadi "subyek" bagi dirinya sendiri. Ada rasa yang bernama "aku" yang tumbuh dalam diri manusia, selain dia juga mengenal jenis manusia lain yang ada disekitarnya.

Maka karena sudah ada "nama", rasa "aku" ini juga merupakan sebuah rasa yang khas yang dimiliki oleh tiap manusia. Rasa "aku" sebagai pribadi ini tidak bisa diwakilkan. Layaknya rasa sakit yang hanya diri kita sendiri yang bisa merasakannya.

Lebih jauh lagi, si "aku" hidup dalam sebuah dunia dimana ia berinteraksi dengan alam di sekitarnya. Manusia merasakan sakit karena merupakan sebuah mekanisme yang didasari oleh rasa "hidup". Timbullah rasa untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, manusia dengan dibantu pikirannya berusaha untuk memahami apa yang dilihat, apa yang disentuh dan sebagainya sebagai sebuah upaya untuk bertahan hidup. Apa yang akan dialaminya, akan disimpan dalam sebuah ingatan. Antara ingatan dengan barang yang aslinya tentu saja sangat berbeda. Dalam ingatan, hanya terdapat potret barang atau kejadian yang telah terjadi. Jadi sesuatunya sudah tidak ada lagi. Pikiran yang dimiliki oleh manusia tidak hanya bisa digunakan untuk memotret, tetapi juga untuk membentuk ide, gagasan dan lain sebagainya. Maka, kita bisa melihat bagaimana manusia mengembangkan alat-alat yang tidak pernah ada di zaman sebelumnya. Misalnya, pesawat terbang. 

Pesawat terbang merupakan alat yang dihasilkan dari hasil pemikiran manusia. Dahulu sekali, manusia masih belum mengenal barang pesawat terbang tersebut. Namun, berkat daya olah pikir manusia disertai dengan keinginan untuk bisa bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, manusia menciptakan pesawat. 

Maka jika dirunut, segala yang kita miliki saat ini adalah hasil dari keinginan yang dimiliki oleh manusia yang bisa diakomodasi oleh pikiran manusia. Inti dari gerakan manusia adalah "keinginan".


Pada suatu kesempatan, ketika saya duduk santai di pinggir sebuah jalan raya. Melihat bagaimana lalu lalang mobil/ motor yang melintas dalam hitungan detik lewat di depan mata saya. Sesekali saya coba iseng menghitung banyaknya mobil/ motor. Namun, satu hal yang selalu membuat saya takjub adalah memikirkan apa yang ada di pikiran para pengendara mobil/ motor tersebut.

Apakah gerangan yang membuat mereka rela berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya di penjuru bumi ini. Apa yang sedang mereka pikirkan? Apa yang mereka inginkan dari tiap pergerakan yang mereka lakukan? Dari sebegitu banyaknya manusia di dunia ini, maka akan begitu banyak jumlah keinginan yang ada di dunia ini. Dengan sebegitu banyaknya keinginan, jika Tuhan melihat kesemuanya itu, apakah Dia tidak merasa kebingungan.

No comments:

Post a Comment